Tentang Saya
Dengan latar belakang desain grafis dan ketertarikan mendalam pada pengalaman pengguna, saya memulai karier sebagai UI/UX Designer untuk membantu menciptakan solusi digital yang human-centered. Saya percaya bahwa desain yang baik mampu menyederhanakan proses, memperkuat branding, dan meningkatkan kepuasan pengguna. Setiap proyek saya awali dengan riset, wireframe, prototyping, dan usability testing untuk memastikan desain memenuhi tujuan bisnis sekaligus menyenangkan bagi pengguna.
Keahlian Saya
Saya menguasai tools desain seperti Figma, Adobe XD, dan Sketch untuk merancang UI responsif dan prototipe interaktif. Terbiasa melakukan user research, menyusun design system, serta bekerja dalam metode Agile bersama tim developer. Saya juga memahami prinsip-prinsip desain seperti hierarchy, contrast, dan usability yang diterapkan dalam berbagai proyek aplikasi web maupun mobile. Dengan pendekatan kolaboratif, saya memastikan desain yang dibuat tidak hanya menarik tapi juga solutif.
Cerpen
"Warna-Warni Pikiran"
Clara menatap layar Figma yang penuh artboard. Setiap komponen punya bayangan, padding, dan grid yang tepat.
Tapi tetap saja, sesuatu terasa kurang. Bukan pada desainnya—tapi pada perasaan orang yang akan menggunakannya.
Ia adalah UI/UX designer di sebuah startup pendidikan. Hari ini, dia harus menyelesaikan rancangan dashboard
untuk siswa dan guru. Desain bukan hanya soal keindahan, tapi juga kenyamanan berpikir.
“Kalau anak SMP buka ini, mereka langsung ngerti gak ya?” gumamnya sambil mengecilkan ukuran font, lalu memperjelas ikon menu.
Ia kembali membuka hasil interview pengguna minggu lalu. Seorang siswa berkata, “Kadang saya bingung mulai dari mana.”
Dari kalimat itu saja, Clara sadar—user tidak butuh efek animasi yang mewah, tapi arah dan rasa aman.
Malamnya, ia mengganti tombol “Mulai Belajar” agar muncul lebih menonjol. Menambahkan progress tracker kecil di pojok atas.
Lalu mengatur ulang hierarki teks. Semua perubahan kecil, tapi bermakna.
Keesokan harinya, seorang developer chat, “Keren banget desain barunya. Simpel tapi jelas.”
Clara tersenyum. Ia tahu, menjadi UI/UX designer berarti mendengarkan suara yang tidak terdengar.
Menerjemahkan frustrasi menjadi alur. Menata pikiran dalam bentuk visual.
Di balik layar, bukan hanya kode yang bekerja. Tapi empati. Dan Clara, duduk tenang di tengah-tengahnya,
bermain warna demi manusia.